Manhaj Islam



Hasil gambar untuk Manhaj IslamManhaj menurut bahasa artinya jalan yang jelas dan terang. Allah Ta’ala berfirman:
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan sir'atan dan minhaajan.” (Al-Maa-idah, QS 5: 48)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Maksudnya, jalan dan syari’at.” [Tafsir Ibnu Katsir (III/129)]

Ruang Lingkup Manhaj.

Yang telah terbukti menemph metodologi yang benar di dalam beragama adalah Rasulullah yang diikuti para sahabat, terutama para Khulafaur Rasyidin. Sebab, jalan hidup dan pemahaman mereka terhadap Islam sesuai dengan jalan hidup dan pemahaman Rasulullah SAW. Bahkan, mereka beragama di atas ittiba’ ( mengikuti jalan hidup) secara total terhadap Rasulullah SAW, sehingga Sunnah mereka menjadi pedoman sebagaimana Sabda Nabi SAW:
أُوْصِيکُمْ بِتَقْوَي اللّٰهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًاحَبَشِيَّا فَإَنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْکُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلَا فَاً کَثِيْرًا فَعَلَيْکُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِالْمَهْدِيِّيِنَ الرَّاشِدِيْنَ تَمَسَّڪُوُا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَا جِذِ وَإَيَّا ڪُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُْمُورِ فَإَنَّ کُلِّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَکُلِ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, patuh dan taat walaupun dipimpin budak Habasyi, karena siapa yang masih hidup dari kalian, maka akan melihat perselisihan yang banyak. Maka berpegang teguhlah kepada Sunnahku dan Sunnah para Khulafaur Rasyidin yang memberi petunjuk, berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Waspadalah terhadap perkara-perkara baru, karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat.” ( HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Syaikh Shalih al Fauzan mendapatkan pertanyaan sebagai berikut, “Apakah ada perbedaan antara akidah dengan manhaj?”
جـ/ المنهج أعم من العقيدة، المنهج يكون في العقيدة وفي السلوك
والأخلاق والمعاملات وفي كل حياة المسلم، كل الخِطة التي يسير عليها المسلم تسمى المنهج .

Jawaban beliau, “Manhaj itu lebih luas dari pada akidah. Ada manhaj dalam berakidah, berperilaku, berakhlak, bermuamalah dan dalam semua sisi kehidupan seorang muslim. Seluruh langkah yang ditempuh oleh seorang muslim (dalam seluruh aspek kehidupan, pent) itu disebut dengan istilah manhaj.
أما العقيدة فيراد بها أصل الإيمان، ومعنى الشهادتين ومقتضاهما هذه هي العقيدة .

Sedangkah yang dimaksud dengan akidah pokok-pokok iman (baca:rukun iman), makna dan konsekuensi dua kalimat syahadat. Itulah yang disebut dengan akidah”
[al Ajwibah al Mufidah ‘an As-ilah al Manahij al Jadidah hal 131, Terbitan Darul Minhaj Mesir cetakan keempat tahun 1426 H].
Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i mengatakan,
فمنهاجنا كتاب الله و سنة رسول الله- صلى الله عليه و على آله و سلم- كما قال تعالى: يأيها الذين آمنوا ادخلوا في السلم كافة

“Manhaj kita –kaum muslimin, pent- adalah seluruh ajaran al Qur’an dan sunah Rasulullah sebagaimana yang Allah firmankan yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara totalitas” (QS al Baqarah:208)”
[Perkataan ini beliau sampaikan dalam kata pengantar beliau untuk buku al Siraj al Wahhaj bi Sahih al Minhaj karya Abul Hasan al Ma’ribi hal 11, Maktabah al Idrisi Shan’a Yaman, cetakan kedua tahun 1421 H].

Dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan generasi pertama umat ini adalah para Shahabat ridhwanullaahi ‘alaihim ajma’iin dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Mereka adalah orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka dijamin masuk Surga. Dan orang-orang setelah mereka, yang mengikuti mereka dengan baik dalam ‘aqidah, manhaj, dan lainnya, maka mereka pun akan mendapatkan ridha Allah dan akan masuk Surga.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al-Fath, QS 48: 29)
Dan yang dimaksud “orang-orang yang bersama dia”, adalah para Shahabat.

Jalan kesesatan (yang ditempuh nashrani) dan jalan yang dimurkai Allah (yang ditempuh Yahudi) merupakan contoh makna “As Subul” dalam ayat ini, dan jalan-jalan lain yang tidak mengikuti jalan sunnah, di atas setiap jalan-jalan itu syaithan menyeru manusia. Oleh karena itu shirathal mustaqim adalah jalan yang dengannya Allah mengutus para rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya.

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’am. 153)

Seseorang tak akan sampai kepada Allah (dengan selamat) kecuali melalui satu-satunya jalan ini (ash shirath al mustqim), dan andaikan manusia mendatanginya melalui jalan-jalan lain dan membuka pintu-pintunya, maka semua jalan  itu buntu (masdudah) dan semua pintu nya tertutup (mughlaqah). Ya. kecuali melalui satu-satunya jalan, yang dapat menyampaikan nya kepada Allah sebagai penghubung dengannya, sebagai jalan paling dekat, lurus tiada berkelok, yang dapat menyampaikan kepada tujuan, jalan yang luas / lebar bagi setiap yang melaluinya . (Ibnu Qayyim rahimahullah dalam Tafsirnya dan dalam Madarijus Salikin jilid I)

Seperti Dua Ayat dari Firman Allah berikut ini :
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah. 100)
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu [*] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An Nisa 115)
[*] Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.

Manhaj (golongan) Yang Selamat I
Islam mempunyai konsep yang jelas tentang golongan mana yang selamat dan mana yang terpaksa terkungkung dalam kesesatan.
Allah SWT berfirman:
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS Ali Imran [3]: 103)

وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَمِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعاً كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (Ar-Ruum [30]: 31-32)

Firman Allah yang selanjutnya adalah:

وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (QS Al-An'am [6]: 153), (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa'i)

Manhaj (golongan) Yang Selamat II

Golongan Yang Selamat akan kembali (merujuk) kepada Kalamullah dan Rasul-Nya tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan di antara mereka, sebagai realisasi dari firman Allah SWT:
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

"Kemudian jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka kembali-kanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibat-nya."(QS An-Nisaa' [4]: 59)
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS An-Nisaa' [4]: 65)

Golongan Yang Selamat tidak mendahulukan perkataan seseorang atas Kalamullah dan Rasul-Nya, realisasi dari firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguh-nya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Hujurat [49]: 1)

Golongan yang selamat; mengajak manusia berhukum kepada Kitabullah yang diturunkan Allah untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Allah Maha Mengetahui sesuatu yang lebih baik bagi mereka. Hukum-hukum-Nya abadi sepanjang masa, cocok dan relevan bagi penghuni bumi sepanjang zaman. Sungguh, sebab kesengsaraan dunia, kemerosotan, dan mundurnya khususnya dunia Islam, adalah karena mereka meninggalkan hukum-hukum Kitabullah dan sunnah Rasulullah. Umat Islam tidak akan jaya dan mulia kecuali dengan kembali kepada ajaran-ajaran Islam, baik secara pribadi, kelompok maupun secara pemerintahan. Kembali kepada hukum-hukum Kitabullah, sebagai realisasi dari firman-Nya:
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.") (QS Ar-Ra'ad [13]: 11)

Perlu kita ketahui bersama, bahwa sebaik-baik perkataan dan perbuatan seorang manusia adalah dakwah atau menyeru orang lain ke jalan Alloh ta’ala. Ia adalah tugas para nabi dan pengikutnya sampai akhir zaman. Alloh ta’ala telah memuji dan memberikan tazkiyah (rekomendasi) kepada penyeru manusia ke jalan Alloh dengan firman-Nya :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Alloh, mengerjakan amal yang sholih, dan berkata :sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?.” (QS.Fushshilat : 33)
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ ۖ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), engkau lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (al-Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri), seraya berkata : “Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran al-Qur’an dan kenabian Muhammad).

Jalan yang lurus adalah jalan Allah ta’ala. Jalan yang ditempuh oleh para nabi dan rasul serta pengikut setia mereka.
Allah berfirman :
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang yang dimurkai, bukan pula jalan orang yang sesat.” (Al-Fatihah : 5-7)

Jalan yang lurus adalah jalan ahli tauhid, bukan jalan kaum musyrikin.
Allah berfirman:
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Allah ta’ala berfirman mengisahkan dakwah para rasul-Nya ‘alaihimus salam
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al-Anbiyaa’ : 25)

Jalan yang lurus ini adalah jalan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jalan kaum Muhajirin dan Anshar radhiyallahu’anhum ajma’in.
Allah berfirman:
وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah ; 100)

Jalan yang lurus ini adalah jalan ketaatan kepada rasul.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisaa’ : 115)

Allah berfirman:
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(Al-'Asr Ayat 3)

Jalan yang lurus ini adalah jalan keikhlasan, bukan jalan riya’ dan kemunafikan.
Allah ta’ala berfirman:
 قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (Al-Kahfi : 110)

Jalan yang lurus adalah jalan yang dibentangkan di atas ilmu, bukan jalan yang dibangun di atas kebodohan.
Allah berfirman:
 وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Israa’ : 36)

Mereka mayakini Tauhid Rububiyah ini, sebagaiman tersebut dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, Siapakah yang menciptakan mereka ? niscaya mereka menjawab Allah. Maka bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)”. [Al-Zukhruf : 87]

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Artinya : Katakanlah, Siapakah yang mempunyai tujuh langit dan mempunyai Arsy yang besar ? Mereka akan menjawab, Kepunyaan Allah. Katakanlah, Mengapa kamu tidak bertaqwa?” [Al-Mu’minun : 86-87]




Dafter Pustaka :
1.           //pustakasunnah.wordpress.com/2010/06/16/definisi-manhaj/
2.         //ustadzaris.com/adakah-beda-antara-aqidah-dan-manhaj-2
3.         //www.facebook.com/UntaianHikmah/photos/a.201579253208215.50717.168439856522155/657393824293420/?type=1&theater
4.          //abuzzaman.blogspot.co.id/2011/11/kedudukan-manhaj-dalam-agama-islam.html
5.         //assalafy2.wordpress.com/manhaj/
6.         //hariswanindra.blogspot.co.id/2010/08/manhaj-golongan-yang-selamat-i.html#uds-search-results
7.          //hariswanindra.blogspot.co.id/2010/08/manhaj-golongan-yang-selamat-ii.html
8.         //id-id.facebook.com/notes/izuaf-ijar/pengenalan-singkat-apa-itu-din-millah-madzhab-manhaj-jamaah-majlis-harakah-tandh/10150791754570242/
9.         //dainusantara.com/manhaj-atau-metodologi-dakwah/
10.        //tafsirq.com/41-fussilat/ayat-33
11.          //www.tafsirq.com/5-al-maidah/ayat-83

12.        //www.al-mubarok.com/2015/01/08/meniti-jalan-lurus/

Pradita Putri Ikhtisari/151080200134

0 Response to "Manhaj Islam"

Posting Komentar